Selasa, 18 Oktober 2011

os linux

Sistem Operasi
Sistem operasi menjadi basis (dasar) untuk menjalankan software lain (aplikasi).
Linux
Linux adalah kernel atau inti dari sistem operasi. Pada awalnya, pengguna Linux harus membuat driver sendiri untuk menjalankan hardware. Seiring dengan banyaknya pengguna Linux, vendor hardware menyadari perlunya menyediakan driver bagi Linux.
Distro (distribution)
Sistem Operasi dibagikan (didistribusikan) dalam kemasan lengkap bersama dengan system utility, user interface, shell, dan aplikasi. Hampir semua software dalam distro Linux manapun ada dalam Lisensi GNU (FSF). Setiap distro menambahkan software khusus yang menjadi ciri khas distro tersebut.
Tidak semua distro free, karena dalam distro memungkinkan penambahan aplikasi dan/atau program-program lain yang tidak free. Yang dijual dalam distro tersebut bukan Linux-nya, tetapi seluruh kemasan.
Sistem operasi lain yang opensource, misalnya FreeBSD, menggunakan konsep yang sama meskipun implementasi berbeda. Perbedaan FreeBSD dan Linux secara konsep terutama ada pada kernel. Ada arah pengembangan sistem yang portable antara opensource, misalnya kesepakatan untuk menghasilkan format executable file yang standar.
Graphical User Interface
Sebagian besar distro Linux juga menyertakan antar muka grafik XFree, yaitu implementasi yang “free” dari standar X-Windows. Desktop manager yang mengatur bagaimana tampilan dan perilaku komponen-komponen desktop mencakup windows, mouse, keyboard, dan kelengkapan lain. Yang terkenal: KDE, GNOME, enlightenment, afterstep, fvwm, tvwm, dsb.
Memilih Distro
Bagi end-user di lingkungan perkantoran, distro mana saja sama. Perbedaan berpengaruh pada cara instalasi, tata letak file, dan hal-hal teknis lainnya. Oleh sebab itu, pemilihan distro sebaiknya diserahkan pada pendukung teknis karena akan menjadi urusan mereka.
GNU/Linux: distro dasar
RedHat.
SuSE
Debian
Mandrake
Connectiva
TurboLinux

Perbandingan Linux-Windows
Kemudahan: ada anggapan umum bahwa Windows lebih mudah dari Linux, tetapi hasil penelitian di Jerman menunjukkan bahwa selisih tingkat kemudahan sangat kecil dan harus diperhitungkan apakah pemakai merasa mudah sebenarnya karena sudah familiar di salah satu sistem. Perlu diamati juga, desktop manager yang mana yang dianggap mudah.
Biaya kepemilikan (Total Cost Ownership). Sejumlah komponen yang harus dibayar untuk memiliki komputer berbasis Windows maupun Linux.
  1. Lisensi software sistem operasi: Windows 98, Windows 2000, Windows XP. Sebagian besar distro Linux dapat digunakan secara gratis. Beberapa distro harus membayar: 60-80 USD.
  2. Lisensi software aplikasi: Microsoft Office, Adope Photoshop, …
  3. Software pendukung: antivirus, zip manager, windows commander … Sebagian besar sotware ini tersedia free di lingkungan Linux
  4. Hardware requirement: meningkat pesat. Microsoft mengasumsikan bahwa lebih murah memenuhi kebutuhan hardware daripada kehilangan fitur kemudahan.
  5. Biaya pelatihan untuk Windows umumnya tidak diperlukan dengan asumsi pemakai dapat belajar sendiri karena komunitas juga menggunakan Windows. Beralih ke Linux memerlukan biaya untuk pelatihan dan sosialisasi karena lingkungan belum mendukung. Versi windows berikutnya mungkin perlu pelatihan pemakai supaya dapat langsung bekerja secara efektif.
  6. Biaya operasional. Pada tahap awal, sekitar 2 tahun ke depan, sistem berbasis Linux memerlukan dukungan teknis yang lebih baik dibandingkan sistem berbasis windows. Hal ini dapat dikurangi dengan mengalihkan sebisa mungkin aplikasi desktop ke aplikasi berbasis web.
  7. Penghargaan lebih baik kepada mereka yang bisa menggunakan Linux sudah diakui.
Perkiraan oleh cybersource (cyber.com.au) atas biaya kepemilikan sebuah perusahaan model dengan 250 komputer karyawan dengan proyeksi 3 tahun ke depan, menunjukkan bahwa untuk sistem berbasis windows memerlukan biaya sebesar USD 1.018.010,5  dan untuk sistem Linux sebesar USD 766.616,95 atau penghematan sebesar 25%.
Standard file format. Format file untuk aplikasi perkantoran saat ini kebanyakan menggunakan standar dari microsoft office. Meskipun banyak kelemahan pada format file ini, tetapi sangat banyak pengguna interent yang mempertukarkan file dengan format ini. OpenOffice dan StarOffice sudah mendukung format file ini, tetapi mungkin akan ditemukan beberapa hal yang tidak kompatibel.
Hardware compatibility. Meskipun makin banyak vendor hardware yang menyediakan driver untuk sistem Linux, tetapi mungkin akan ada sejumlah hardware lama yang belum didukung. Hardware seperti ini mungkin lebih baik diganti daripada menghabiskan waktu untuk mencari atau membangun driver pendukungnya.
Network. Tren protokol jaringan adalah TCP/IP atau pengembangannya yang semuanya dari awal dirancang dalam sistem berbasis UNIX seperti BSD dan Linux. Protocol jaringan lainnya, sangat jarang digunakan, mungkin tidak berkembang lagi. Beberapa layanan jaringan Windows yang banyak digunakan: file sharing (file server) dan print server, keduanya dapat berjalan di Linux dengan samba server.
Application Portability. De fakto, aplikasi yang dibangun dalam basis UNIX dapat berjalan di BSD dan Linux (begitu pula sebaliknya) tanpa perubahan yang signifikan. Aplikasi Windows tidak dapat berjalan begitu saja dalam lingkungan Linux dan sebaliknya. Ada beberapa emulator untuk itu, tetapi mungkin masih harus dikaji satu per satu.
Metode Migrasi
Seandainya dipilih untuk migrasi ke sistem Linux, berikut ini tips yang patut diperhatikan:
  1. Don't migrate everything at once. Migrasi diawali dari server NT (Windows 2000) karena melibatkan sedikit orang pengelola. Kemudian konsentrasi pada workstation. Pindahkan terebih dahulu layanan server yang sudah pasti didukung seperti web, database, dan file/printer. Selesaikan dulu masalah-masalah yang muncul dari sistem ini, kemudian beralih pada kasus-kasus desktop workstation.
  2. Identifikasi data yang tersimpan di user: email, callendaring/scheduling, file perkantoran. Disarankan untuk mengumpulkan data tersebut dalam server (file server) yang juga dapat diakses melalui web sehingga pemakai tidak tergantung pada workstation tempat mereka bekerja.
  3. Identifikasi data yang tersimpan di server, mencakup database user, group, hak akses, backup, dan server logs.
  4. Mendaftar client software. Mungkin beberapa aplikasi dapat dipindahkan ke dalam aplikasi berbasis web. Pastikan aplikasi-aplikasi apa saja yang tidak didukung oleh Linux.
  5. Mendaftar semua protocol jaringan yang digunakan. Kebanyakan protocol jaringan Microsoft adalah protocol yang dibuat oleh perusahaan lain, yang sudah didukung oleh Linux tetapi dengan nama/ istilah yang berbeda.
  6. Use fewer, more open, protocols. Semakin banyak protocol yang digunakan dalam jaringan semakin banyak beban yang ada dalam jaringan. Meskipun “open” sulit untuk didefinisikan, tetapi dapat dipastikan bahwa jika setiap bagian protokol didokumentasikan dan ada impelementasi yang free, maka akan ada kesempatan untuk menjadi “open”. Protocol “open” dapat ditemukan dalam dokumen Internet RFC.
  7. Jaringan di UNPAR hanya menggunakan protocol TCP/IP dan IPX yang baku dan didukung oleh Linux. Sayangnya, aplikasi Sistem Informasi yang dikembangkan hanya dapat berjalan dalam lingkungan MS-DOS yang spesifik dan tidak dapat berjalan dalam FreeDOS.
  8. Mendaftar aplikasi yang tidak ada dalam lingkungan Linux. Mungkin ada aplikasi lain yang fungsinya sepadan, tetapi mungkin memang tidak tergantikan. Namun bukan alasan untuk meminimalisir kebutuhan Windows yang harus tersedia. Disarankan untuk menggunakan dua sistem (dual boot) pada komputer-komputer seperti ini.
  9. Avoid application development. Selama migrasi, jangan mencoba memperbaiki kasus-kasus yang muncul dalam lingkungan Windows. Ini akan memperlambat perpindahan atau malah mengembalikan status perpindahan ke awal.
  10. Do it! Migrasi atau tidak, diperlukan keberanian, waktu, dan tenaga. Apapun yang diputuskan, jangan surut sebelum tuntas.
  11. Linux does more, so use its capacities. Pemakai akan merasakan kehilangan beberapa fitur yang hilang, tetapi sebenarnya lebih banyak fitur yang tersedia yang belum terlihat karena kebiasaan pemakai. Percepat dengan pelatihan.
Jadwal Migrasi
Perkiraan pelaksanaan migrasi.
  1. Persiapan. Mendaftar semua kebutuhan yang dapat dimigrasi maupun tidak dapat.
  2. Siapkan pelatihan bagi end-user
  3. Siapkan server sebagai pusat layanan
  4. Lakukan pelatihan dan migrasi pada client sesuai jadwal masing-masing
  5. Berikan dukungan penuh dan melekat
  6. Evaluasi migrasi
  7. Pengurangan dukungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar